10 Hal yang Harus Dipahami dari Suami

Seorang wanita datang mengeluh kepada saya tentang sulitnya berinteraksi dengan suaminya, ia bercerita bahwa suaminya temperamen, keras kepala dan tidak mencintainya, tapi hatinya masih terpaut dengannya. Apakah ia harus melanjutkan bahtera kehidupan rumah tangganya atau tidak?

 

hal yang harus dipahami suami
Saya berkata padanya, “Dari kata-katamu dan gayamu, saya mendapati bahwa kamu tidak mengetahui psikologis laki-laki, pola berpikirnya dan cara berinteraksi dengannya”. Ia menjawab: “Mungkin, tapi semua apa yang aku ceritakan padamu adalah benar”.

Saya berkata, “Kamu benar, tapi saya yakin masalah yang kamu hadapi karena salah memperlakukan suamimu dan saya yakin jika kita tanya suamimu sekarang, apakah kamu masih mencintai istrimu pasti ia akan menjawab iya”. Ia mengatakan, “Iya, suamiku berkata kepadaku bahwa dia mencintaiku, tapi aku masih meragukannya.”

Saya berkata, “Biarkan saya menjelaskan kepadamu beberapa sifat sebagian besar kaum lelaki di dunia dan kemudian berilah nilai suamimu.” Ia berkata, “Silahkan”.

Saya jelaskan, pertama laki-laki pada umumnya ingin merdeka dalam berfikir dan hidupnya, menginginkan istrinya tidak ikut campur dalam setiap detail hidupnya, dan ini biasa dalam dunia laki-laki, dan kadang-kadang istrinya memberinya nasihat ditolaknya karena ia tidak memintanya. Sedangkan wanita menafsirkan hal ini dengan kesamaran, tipuan dan interpretasi salah.

Kedua, Laki-laki sering mengatakan kata ‘Tidak’, karena kata ini memberikan makna kekuasaan. Banyak permintaan sederhana dimana suami anda menolaknya, karena ia ingin merasa berkuasa (kuat). Andai anda mendiskusikannya maka ia akan mengubah pendapatnya atau pikirannya; karena ia telah mencapai apa yang diinginkan dan selesailah perkara.

Ketiga, kebanyakan kaum lelaki tidak ingin mengubah gaya hidup mereka atau pakaian mereka, terutama ketika permintaan datang dari istri, karena membuatnya merasa lemah, terutama di awal pernikahan.

Keempat, laki-laki suka masuk ke subjek langsung tanpa pendahuluan. Andai anda berinteraksi dengan selain itu maka ia akan menghindari dialog dengan anda, lalu anda mengira ia tidak suka berbicara dengan anda. Sebenarnya anda yang tidak berbicara dengan bahasanya.

Kelima, kebanyakan laki-laki bashariyun (suka melihat) dan bentuk fisik menurutnya penting dan ia selalu mencari kecantikan dalam tubuh, rambut, bau dan pakaian. Sebaliknya wanita, mereka sam’iyat (suka mendengar), menyukai kata-kata, gurauan dan pujian lebih. Karena itu, berikan apa yang dia suka hingga ia memberimu apa yang anda suka.

Keenam, laki-laki tidak menyukai wanita yang tidak menghargai dirinya atau posisinya dan kurang menghormati ketika berinteraksi, terutama jika ia memiliki jabatan sosial, maka anda mendapatinya sering meninggalkan rumah karena ia mencari tempat untuk dihormati dan dihargai.

Ketujuh, laki-laki lebih cepat dari wanita dalam merapikan dan mengatur, ia hanya butuh sepuluh menit sampai siap untuk keluar dari rumah. Sementara wanita membutuhkan waktu yang lama. Karena ini, kebanyakan laki-laki tidak pergi dengan istri mereka karena manajemen waktu wanita berbeda dari laki-laki.

Kedelapan, kebanyakan laki-laki kata-katanya setara dengan sepertiga dari kata-kata wanita. Ketika ia mempersingkat bicaranya bukan berarti tidak suka berbicara dengan anda, tapi inilah tabiatnya.

Kesembilan, laki-laki umumnya fokus pada target atau gambaran secara umum, sedangkan wanita lebih sibuk dengan hal-hal detail dari pada tujuan. Shopping bagi laki-laki kebutuhan untuk membeli apa yang ia inginkan. Sementara bagi wanita adalah rekreasi, hiburan dan kesenangan. Ketika wanita mengendarai mobil bersama suaminya di dalam mobil, fokus perhatian utamanya adalah sampai ke tempat tujuan, sementara wanita menikmati karena ia berada di dekatnya, dan ini adalah perbedaan alami antara keduanya.

Kesepuluh dan terakhir, wanita suka menguji dan menilai cinta suaminya setiap hari, bahkan sebagian wanita mengujinya di setiap saat atau tindakan. Sementara laki-laki cukup dengan satu sikap atau dua sikap dalam setahun untuk memastikan bahwa ia mencintainya. Cinta bagi seorang laki-laki adalah kualitatif (nilai) artinya ia memberikan layanan atau harga seperti uang atau membeli apa yang anda butuhkan, atau membantunya dalam memecahkan masalah atau membantu keluarganya. Sementara cinta bagi wanita adalah (kuantitatif) artinya ia menginginkan pengulangan dan jumlah yang banyak, tidak puas jika suami memberikan karangan bunga sekali saja, tapi ia merasa senang jika anda memberinya mawar setiap hari, atau menelponnya setiap hari tiga atau empat kali.

Saya diam setelah menyebutkan sepuluh hal ini. Ia berkata, “Saya sedang mendengarkan kata-kata anda seakan-akan anda hidup bersama kami, memang suami saya persis seperti apa yang anda gambarkan.”

Saya berkata, “Tahanlah, suamimu adalah sebaik-baik laki-laki, suamimu tidak nakal, tidak temperamen dan ia sangat mencintaimu, tapi dengan caranya sendiri, bukan dengan caramu.”

Oleh: Dr. Jasim Muhammad Al-Muthawwa’ (Pakar dan Konsultan Keluarga di Timur Tengah)
Diterjemahkan oleh: Ustadz Ahmad Fadhail Hosni, Lc., M.H (Pengajar Aktif Pesantren Griya Madani Indonesia)

Recommended For You

About the Author: Syahril

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *